Ahad, 08 Januari 2023 Program Studi DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah Klaten (UMKLA) mengadakan kegiatan pendampingan kesehatan masyarakat tim Ibu-Ibu PKK di Dukuh Jimbung Guo RW 021, Jimbung, Kalikotes, Klaten. Kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian Program Studi DIII Farmasi pada khususnya dan Universitas pada umumnya. Kegiatan yang bertajuk Penyuluhan Kesehatan dan Pelatihan Swamedikasi Demam ini melibatkan mahasiswa dan berkolaborasi dengan Dosen Program Studi DIII Farmasi UMKLA.

Sasaran dari kegiatan ini adalah Ibu-Ibu usia produktif baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Demam dipilih sebagai tema besar mengingat cuaca beberapa bulan dan kedepan masih di prediksi memiliki curah hujan yang tinggi serta demam merupakan kasus yang paling banyak dijumpai dikalangan warga. Penanganan demam yang tidak tepat bisa menyebabkan penyakit yang serius, sehingga pertolongan pertama demam menjadi penting guna mengantisipasi kemungkinan penyakit yang lebih parah lagi. Selain itu, metode pengobatan swamedikasi juga diangkat dalam kegiatan ini, karena pengobatan dengan metode ini bisa memberikan alternatif pengobatan yang mudah, murah, menghemat waktu serta berguna untuk pertolongan pertama. Swamedikasi dipandang perlu dilatihkan kepada ibu-ibu agar mampu memiliki pengetahuan dalam mengobati penyakit yang umum terjadi dilingkungan warga sekitar. Prinsip pengobatan swamedikasi disampaikan dalam kegiatan ini. “Swamedikasi adalah pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang dapat dibeli tanpa resep dokter maupun dengan tanaman herbal atau alat-alat sederhana yang ada dirumah,” tutur Rahmi selaku Dosen Program Studi DIII Farmasi dalam penyampaian materinya. “Berkembangnya pemberitaan tentang obat syrup demam yang akir-akhir ini beredar juga meresahkan masyarakat sehingga kami perlu melakukan edukasi tentang bagaimana memilih obat yang aman, menyimpan, serta berapa lama obat itu aman untuk disimpan”, tuturnya lebih lanjut. Pengobatan lain yang dapat dilakukan selain dengan menggunakan obat sintetis maupun herbal adalah dengan melakukan kompres. Praktik serta pelatihan kompres demam disimulasiakan langsung oleh warga dengan didampingi mahasiswa sebagai fasilitatir dalam kegiatan ini. Mengompres yang benar adalah dengan menggunakan air hangat dengan alat kain atau handuk kecil. Cek air jangan sampai terlalu panas, celupkan kain ke dalam air yang sudah disiapkan, peras hingga sedikit mengering kemudian tempelkan pada kening/ dahi, ketiak atau selangkangan, diamkan selama 15 menit atau kain hingga mengering. Pengompresan dengan air hangat ini akan membantu mengeluarkan panas dari dalam tubuh lewat pori-pori melalui proses penguapan. Dengan air hangat tersebut akan terjadi vasodilatasi sehingga pasokan oksigen bisa menjangkau seluruh tubuh serta akan memberikan sinyal di hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Saat reseptor di hipotalamus menerima rangsang tersebut, tubub akan mulai membuang panas dengan mengeluarkan keringat. Sedangkan pengompresan dengan air dingin akan memberikan efek vasokonstriksi atau pengecilan pembuluh darah yang justru dapat memicu kenaikan suhu tubuh.

Bagaimana dengan kompres dengan plester penurun demam? Plester penurun demam mengandung hidrogel berbasis poliakrilat dengan senyawa paraben dan mentol, senyawa ini akan mempercepat proses pemindahan panas dari tubuh ke plester, namun plester ini aman digunakan untuk anak usia diatas 2 tahun. Penggunaan plester tersebut memberikan efek nyaman pada anak demam serta mudah dalam penggunaannya. Namun, berdasarkan penelitian kompres dengan air hangat lebih efektif menurunkan demam dibanding menggunakan plester penurun demam. Penurunan suhu antara kompres hangat dan plester adalah 0,710C dan 0,130C. Sehingga kompres dengan air hangat dan kain masih direkomendasikan untuk pertolongan pertama demam, selain mudah dalam aplikasinya, secara harga juga murah karena semua peralatan dan bahan tersedia dirumah dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menyiapkannya. Tak lupa disampaikan dalam pemaparannya , batasan dalam pengobatan swamedikasi adalah 3 hari, jika 3 hari dengan pemberian obat paracetamol, ibuprofen atau dengan kompres tidak menunjukkan perubahan yang berarti segera periksakan ke balai pengobatan terdekat.

Kegiatan ini dapat terlaksana atas kerjasama antara program studi DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah Klaten, Lembaga Penelitian dan Pengabdian UMKLA serta mitra yaitu, Ibu-Ibu PKK RW 021 Jimbung Guo, Jimbung, Kalikotes, Klaten. Sri Hartatik, selaku ketua PKK RW 021 mengucapkan banyak terimakasih atas ilmu yang diberikan, dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ini, ibu-ibu di dukuh Jimbung Guo mendapatkan pengetahuan tentang penanganan demam serta lebih bijak dalam menangani demam. “Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Mahasiswa dan Dosen Farmasi UMKLA, karena sudah meluangkan waktu dan memberikan ilmu yang insyaAllaah bermanfaat bagi ibu-ibu warga RW 021”, tutur Sri Hartatik dalam sambutannya.

Total peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 75 ibu-ibu. Dalam pelaksanaan tidak hanya dilakukan penyampaian materi serta pelatihan, juga dilakukan evaluasi terhadap materi yang sudah disampaikan, bagi peserta yang benar dalam menjelaskan apa yang telah disampaikan diberikan hadiah yang telah disiapkan oleh tim pembicara. Tidak terdapat kendala yang berarti selama proses kegiatan berlangsung.

Dari adanya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi ibu-ibu yang memiliki anak di usia yang rentan mengalami demam. Serta dari kegiatan ini UMKLA berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat umum guna mengembangkan jejaring serta proses publikasi dan pengenalan agar lebih banyak dikenali oleh warga masyarakat yang ada di tingkat Dukuh, Desa ataupun yang lebih tinggi.Pada umumnya kegiatan ini adalah bentuk kepedulian dan pengabdian UMKLA bagi warga sekitar klaten maupun wilayah klaten. Semangat berbagi dan berbakti untuk negeri serta memajukan kesehatan Indonesia, Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta.

 

-Humas Universitas Muhammadiyah Klaten-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *