INTISARIrnrnHUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN RUPTUR PERINEUM PERSALINAN SPONTAN PADA PRIMIPARA DI BPM SRI BUDIATI SITANALA NGENDEGAN DESA PANDES WEDI KLATENrnrnWiki Astuti1, Soetarmi2, Astri Wahyuningsih3rnrn11i+46hal+5tabel+2gambar+7lamprnrnRuptur perineum antara lain disebabkan umur, paritas, berat badan bayi lahir dan posisi meneran. Selain itu bayi baru lahir yang terlalu besar atau berat badan lahir lebih dari 4000 gram akan meningkatkan risiko proses persalinan yaitu kemungkinan terjadi bahu bayi tersangkut, bayi lahir dengan gangguan nafas dan kadang bayi lahir dengan trauma leher, bahu atau syaraf. Tujuan Untuk mengetahui Hubungan Berat Badan Bayi dengan Ruptur Perineum Persalinan Spontan pada Primipara di BPM Sri Budiati Sitanala Pandes Wedi Klaten.rnMetode penelitian ini menggunakan metode observasional bersifat analitik dengan desain retrospektif pendekatan waktu cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin pada periode Januari sampai dengan Desember tahun 2014 di BPM Sri Budiati Sitanala Ngendegan Pandes Wedi Klaten sejumlah 131 ibu bersalin jumlah sampel 32. Teknik sampling dalam penelitian ini purposive sampling, instrumen yang digunakan lembar observasi analisis data dengan Chi Square. Hasil Berat Badan Bayi di BPM Sri Budiati Sitanala Ngendegan Pandes Wedi Klaten sebanyak 24 responden (75%) melahirkan bayi dengan berat normal. Kejadian Ruptur Perineum Persalinan Spontan pada Primipara di BPM Sri Budiati Sitanala Ngendegan Pandes Wedi Klaten sebanyak 25 responden (78,1%) tidak terjadi ruptur perineum. rnSimpulan Ada hubungan Berat Badan Bayi dengan Ruptur Perineum Persalinan Spontan pada Primipara di BPM Sri Budiati Sitanala Ngendegan Pandes Wedi Klaten dengan nilai p = 0,001 (p