INTISARIrnrnMinuman kemasan merupakan salah satu produk minuman siap konsumsi yang banyak mengandung pemanis buatan. Pemanis buatan yang paling sering digunakan adalah sakarin. Penggunaan sakarin dalam dosis lebih akan menimbulkan gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar sakarin yang terkandung dalam minuman kemasan, apakah melebihi batas penggunaan maksimal atau tidak. rnSampel yang digunakan ialah 10 minuman kemasan yang diberi label A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J. Sampel diambil dari Pasar Cawas dari pedagang yang menjual minuman kemasan sesuai kriteria Analisis dilakukan secara kualitatif tehadap 10 sampel bertujuan untuk melihat kandungan sakarin dalam sampel menggunakan Uji dengan Resorsinol. Kemudian sampel yang positif mengandung sakarin dilanjutkan dengan penetapan kadar sakarin secara Alkalimetri. rnHasil penelitian menunjukkan bahwa pada 10 sampel minuman kemasan yang diambil dari Pasar Cawas, 50% sampel positif mengandung sakarin, yaitu pada sampel A, C, H, I, dan J. Dengan kadar sakarin pada sampel A sebesar 365 ppm, sampel C sebesar 657 ppm, sampel H sebesar 967 ppm, sampel I sebesar 1387 ppm dan kadar sakarin pada sampel J sebesar 967 ppm. rnKesimpulan: 50% sampel mengandung sakarin dengan dua diantaranya merupakan minuman kemasan dengan merek terkenal. Kandungan sakarin pada kelima sampel melebihi batas penggunaan maksimal yang ditetapkan Pemerintah yaitu 300mg/kg setara dengan 300 ppm. rnrnKata Kunci : Sakarin, Alkalimetri, Minuman Kemasan rnrn