INTISARIrnrn Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Resep di Apotek, pengertian resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik. Pelayanan kefarmasian di Apotek meliputi Pengkajian resep, Dispensing, Pelayanan informasi obat, konseling, Pelayanan kefarmasian dirumah, pemantauan terapi obat, Monitoring efek samping obat.rn Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat observasional. Sebagai instrumen penelitian adalah lembar observasional. Variabel penelitian pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Pelaksanaan standar kefarmasian di Apotek pada pelayanan resep yang meliputi Pengkajian resep atau Skrining resep di Apotek PKU Muhammadiyah Delanggu.rn Hasil dari penelitian menunjukan bahwa standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan skrining resep skrining resep berdasarkan pemeriksaan persyaratan administratif yaitu : nama dokter (100%), alamat dokter (100%), SIP dokter (100%), paraf dokter (100%), nama pasien (100%), umur pasien (56,1%), jenis kelamin pasien (100%), berat badan pasien (16,3%), tanggal penulisan resep (87,8%), alamat pasien (74,5%), nama obat (100%), jumlah obat (100%). Pemeriksaan persyaratan farmasetik yaitu bentuk dan stabilitas obat (100%), kekuatan sediaan obat (81,6%), inkompatibilitas (64,3%). Pemeriksaan persyaratan klinis yaitu aturan pakai obat (100%), cara pakai obat (77,6%), lama penggunaan obat (65,3%), Dosis obat (87,8%), interaksi obat (100%), reaksi obat (100%),kontraindikasi (100%).rn Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan kefarmasian pada skrining resep terhadap 98 resep, dilakukan pemeriksaan persyaratan administratif mencapai persentase 79,12%, pemeriksaan kesesuaian farmasetik mencapai persentase 81,9% dan pemeriksaan pertimbangan klinis mencapai persentase 80,1%. Dari permeriksaan terhadap skrining resep yang dilakukan diperoleh hasil 80,4% menunjukkan klasifikasi sangat baik.rn