INTISARIrnrnrnrnHUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING KELUARGA BERENCANA PADA AKSEPTOR BARU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TRI YUNIATI SUKOREJO, KLATEN rnrn14 i + 49 hal + 10 tabel + 2 gambar + 14 lampiran rnrnLatar Belakang Penelitian. Menurut survey demografi kesehatan Indonesia memperlihatkan proporsi alat penggunaan alat kontrasepsi yang terdaftar sebanyak 4.579.576 peserta yang terdiri pengguna KB suntik sebanyak 48,8%, IUD 7,5%, Implant 8,3%, MOW 5,8%, Kondom 0,9%, MOP 0,5%. Belum seluruh pasangan yang ingin ber-KB mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. Konseling sering diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik. Tujuan untuk mengetahui ada hubungan pemberian konseling Keluarga Berencana pada akseptor baru dengan pemilihan alat kontrasepsi di BPS Tri Yuniati Sukorejo KlatenrnMetode penelitian yaitu observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengamatan responden dilakukan sekali dan dilakukan pada waktu itu. Populasinya adalah bidan dan semua calon akseptor KB pada 25 Maret – 22 April 2011 di BPS Tri Yuniati Sukorejo, Klaten. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Data dianalisa menggunakan metode analisis Chi Square.rnHasil penelitian menunjukan sebagian besar pemberian konseling KB dengan kategori baik, sebanyak 18 orang (56,3%), dengan kategori cukup sebanyak 12 orang (37,5%), dan dengan kategori kurang sebanyak 2 orang (6,3%). Berdasarkan penelitian pemilihan alat kontrasepsi sebagian besar akseptor KB baru memilih metode kontrasepsi modern sebanyak 18 orang (56,3%), metode kontrasepsi sederhana sebanyak 11 orang (34,4%), dan metode kontrasepsi mantap sebanyak 3 orang (9,4%).rnKesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pemberian konseling Keluarga Berencana pada akseptor baru dengan pemilihan alat kontrasepsi yakni ditunjukkan dengan X2 = 9,488, p = 0,033 (p