INTISARIrnrn Lansia mengalami perubahan fisiologis pada sistem kardiorespiratori yang menyebabkan penurunan daya tahan kardiorespiratori. Sesudah usia 20 – 30 tahun daya tahan kardiorespirasi akan menurun rata-rata sekitar 0,8-1% per tahun. Penurunan ketahanan kardiorespiratori akan mengakibatkan lansia cepat lelah pada saat melakukan aktifitas fisik yang berat atau sebelum aktifitas selesai. Kondisi ini akan mempengaruhi kegiatan sehari-hari lansia sehingga akan menjadi tergantung kepada orang lain. Salah satu upaya untuk meningkatkan daya tahan kardiorespiratori adalah dengan senam aerobik low impact. Gerakan senam aerobik low impact melibatkan seluruh badan (leher dan kepala, tubuh, lengan, tungkai) secara ritmis dengan menggunakan iringan musik dengan beat tertentu untuk mencapai denyut nadi latihan sebesar 60-69% dari frekuensi denyut nadi maksimal dengan variasi gerakan benturan ringan (Pollock & Wilmore cit, Sukamti 2001). Senam aerobik low impact dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi 20-30 menit tiap latihan.rn Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas senam aerobik low impact terhadap ketahanan kardiorespiratori pada lanjut usia di desa Buntalan, Klaten Tengah, Klaten.rn Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan penelitian non equivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sejumlah 38 lansia di desa Buntalan, Klaten Tengah, Klaten. Instrumen penelitian menggunakan stopwatch dan pengukur jarak. Analisa data menggunakan uji t-independent dengan α=0,05.rn Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketahanan kardiorespiratori pada kelompok eksperimen sebesar 0,002 Km.rn Kesimpulan dari penelitian ini adalah senam aerobik low impact efektif terhadap ketahanan kardiorespiratori pada lanjut usia dengan nilai p=0,00 (p