ABSTRAK

〖Dewy Rakhmawati〗^1, 〖Saifudin Zukhri〗^2, 〖Nur Wulan A〗^3

Latar belakang: Hiperkolesterolemia adalah keadaan dimana kadar kolesterol melebih dari batas normal 200-240 mg/dl. Hiperkolesterolemia dapat meningkatkan resiko terjadinya ateroklerosis, jantung koroner, stroke, diabetes militus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan ginjal yang merupakan faktor resiko yang menyebabkan kematian di usia muda. Kedelai mengandung asam amino, strerol nabati,protein, serat dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Serat meningkatkan ekskresi asam empedu dan kolesterol melalui feses sehingga mengurangi laju enterohepatik pada asam empedu. Rendahnya kadar asam empedu yang masuk ke hepar dan rendahnya absorbsi kolesterol dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam hepar. Selanjutnya kolesterol diambil dari darah untuk mensintesis asam empedu, sehingga kolesterol dalam darah menurun.
Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest. Populasi penelitian: penderita hiperkolesterolemiadi Desa Ngrundul. Jumlah sampel penelitian sebanyak 17 sampel, pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling. Analisa data bivariat menggunakan uji paired T-test dan hasil uji normalitas dengan uji Shapiro wilk .
Hasil: Rata-rata sebelum diberikan susu kedelai adalah 231,18 sedangkan setelah diberikan susu kedelai rata-rata kadar kolesterol adalah 158,94.Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji Shapiro wilk diperoleh nilai signifikan pre test 0,001 dan post test 0,098 > 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil uji statistik paired T-test diperoleh nilai Pvalue = 0,000 (Pvalue