FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA (12-24 BULAN)
DI DESA KRAKITAN BAYAT
INTISARI
Riska Kurniasari1, Setyaningsih 2, Sri Suyani3
Stunting pada anak merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunting pada anak dan peluang peningkatan stunting terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama kehidupan). Pada dua tahun pertama kehidupan balita akan terjadi perkembangan fisik, emosi dan komunikasi, pada perkembangan fisik biasanya ditandai dengan Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko stunting pada balita (12-24 bulan) di Desa Krakitan Bayat.
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Retrospektif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah perolehan sampel sebanyak 117 balita di Desa Krakitan Bayat.
Uji statistik menggunakan chi square. Kejadian stunting pada balita di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten adalah sebesar 44,4%. Pemberian ASI eksklusif (p value 0,046), berat badan lahir (p value 0,037), pemberian imunisasi (p value 0,033) dan pendapatan orang tua (p value 0,001) mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten dengan (p < 0,05) sedangkan pendidikan orangtua tidak mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten dengan p value sebesar 0,244 (p > 0,05).
Faktor yang paling mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten adalah pendapatan dilihat dengan hasil analisis OR (odds ratio) pada faktor pendapatan mempengaruhi sebesar 3,908 kali.

Kata kunci: stunting, balita