INTISARI

HUBUNGAN LAMA WAKTU PENGOBATAN DENGAN INDEKS MASA TUBUH
PADA PENDERITA TUBERKOLOSIS PARU (TBC)
DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL


Basuki Rahmat1, Supardi2, Tri Yuni Rahmanto3

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB menjadi masalah sosial karena sebagian besar penderita adalah kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan tingkat pendidikan rendah. Selain itu masalah lain adalah pengobatan penyakit TB memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin yaitu 6-8 bulan. Masa akhir pengobatan TB juga terdapat beberapa peningkatan IMT pada responden penelitian yaitu dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pengobatan dengan indeks massa tubuh pada penderita tuberkolosis paru (TBC) di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian survey analitik. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB Paru di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta sebanyak 156 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisa data mengunakan chi square.
Karakteristik pasien tuberkolosis paru di Kabupaten Gunungkidul yaitu umur dengan rerata 45,38 tahun, jenis kelamin responden mayoritas laki-laki sebanyak 63 orang (55,8%) pendidikan responden sebanyak 46 orang (40,7%) yaitu SMA, pekerjaan responden sebagian besar adalah bekerja sebanyak 68 orang (60,2%) dan lama sakit responden sebagian besar < 5 tahun sebnayak 63 orang (55,8%). Lama waktu pengobatan pasien TB Paru di Kabupaten Gunungkidul mayoritas normal sebanyak 68 orang (60,2%). Indeks masa tubuh pada pasien TB Paru di Kabupaten Gunungkidul sebagian besar responden adalah normal sebanyak 73 orang (64,6%). Terdapat Hubungan Lama Waktu Pengobatan dengan Indeks Masa Tubuh pada Pasien Tuberkolosis Paru di Kabupaten Gunungkidul dengan nilai p value = 0,042.

Kunci : Lama waktu Pengobatan, IMT, Pasien TB paru