HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR
DI RUANG BAKUNG RSUP DR. SOERADJI
TIRTONEGORO KLATEN

INTISARI

Yulia Marasofi, Setianingsih, Susmiyati

Ikterus pada bayi baru lahir sering terjadi pada minggu pertama atau pada 60% bayi cukup bulan dan 80% pada bayi kurang bulan. Ikterus dapat dicegah dengan promosi dan dukungan pemberian ASI dengan inatake yang memadai yaitu menyusu dini satu jam pertama dan setidaknya 8-12 kali perhari tanpa pemberian air atau makanan tambahan lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Neonatorum pada Bayi Baru Lahir(BBL) di Ruang Bakung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian adalah semua bayi baru lahir dengan ikterus neonatorum pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2019 di Ruang Bakung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebanyak 24 bayi dengan accidental sampling. Analisa data menggunakan OR.
Umur dengan rerata kelompok kasus 3,38 hari,kontrol 16,69 hari, jenis kelamin kelompok kasus perempuan sebanyak 7 orang dan kontrol laki-laki sebanyak 9 orang, BBL normal dan UK untuk kelompok kasus adalah 37,18 minggu dan kelompok kontrol adalah 38,22 minggu, Frekuensi Pemberian ASI pada kelompok kasus yaitu kurang optimal sebanyak 8 orang (30,8%) dan kontrol sebanyak 12 orang (46,2%) optimal. Ada Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Neonatorum pada Bayi Baru Lahir (BBL) di Ruang Bakung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Kata Kunci. Frekuensi Pemberian ASI, Ikterus Neonatorum, BBL